Selasa, 20 Mei 2014

Marahlah tapi Jangan Berbuat Dosa

Setiap orang pasti pernah marah. Kemarahan adalah perasaan atau emosi yang pernah dialami oleh setiap manusia. Kemarahan bisa berdampak negatif jika tak terkendali. Hal itu disebabkan saat marah, manusia dapat kehilangan pengendalian diri dan penilaian objektif sehingga sangat mungkin untuk melakukan kesalahan bahkan hal-hal yang negatif. Jika kemarahan menguasai kita, maka dia dapat merusak diri kita sendiri.
Kamu mengandung rumput kering, dan melahirkan jerami; amarahmu seperti api yang memakan kamu sendiri. (Yesaya 33:11)

Apakah marah itu berdosa?
Marah itu tidak berdosa tetapi kemarahan itu dapat menyebabkan seseorang melakukan perbuatan dosa. Sebenarnya kemarahan itu tidaklah menimbulkan dosa jika manusia bisa mengendalikannya. Tetapi jika seseorang tidak bisa mengendalikan kemarahannya atau cenderung dikuasai oleh kemarahan, ia akan mudah untuk berbuat dosa pula.

Apa akibat dari kemarahan yang tak terkendali?
1.      Kemarahan dapat menimbulkan perselisihan
Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya. (Amsal 29:22)
Orang yang cepat marah dan tidak dapat mengendalikan kemarahannya, cenderung akan banyak melakukan pelanggaran dan bahkan menimbulkan perselisihan dengan orang lain. Jika kita marah, janganlah kemarahan kita itu menimbulkan perselisian dengan orang lain. Karena banyak orang yang akhirnya bertengkar atau berselisih dengan orang lain yang awalnya diakibatkan oleh kemarahan, walaupun kadang kemarahan tersebut hanya disebabkan oleh hal-hal yang sepele. Bahkan malah menimbulkan akar kepahitan yang sulit dihilangkan. Lebih baik jika kita menahan amarah kita dan bersabar. Karena kesabaran tersebut dapat memadamkan api perselisihan.
Si pemarah membangkitkan pertengkaran, tetapi orang yang sabar memadamkan perbantahan. (Amsal 15:18)
2.      Kemarahan itu membesarkan kebodohan
Seperti yang sudah disebutkan di awal bahwa saat marah manusia dapat kehilangan pengendalian diri dan penilaian objektif. Artinya akal pikirannya sudah dikuasai oleh kemarahan. Dia tidak bisa mengendalikan dirinya dan hanya mengikuti emosinya. Apa yang benar hanyalah apa yg dilihat dari perspektifnya sendiri. Jadi sama saja seperti orang yang tidak memiliki akal pikiran dan pengendalian diri. Itulah kebodohan sesungguhnya.
Orang yang sabar besar pengertiannya, tetapi siapa cepat marah membesarkan kebodohan. (Amsal 14:29)
Janganlah lekas-lekas marah dalam hati, karena amarah menetap dalam dada orang bodoh. (Pengkhotbah 7:9)
3.      Kemarahan dapat menimbulkan kejahatan
Jika seseorang sudah tidak bisa mengendalikan diri, dia bisa melakukan perbuatan dosa.
Berhentilah marah dan tinggalkanlah panas hati itu, jangan marah, itu hanya membawa kepada kejahatan (Mazmur 37:8)
Pada kenyataanya, kemarahan itu sebenarnya adalah hal yang tidak berguna. Hanyalah emosi sesaat yang kadang malah menimbulkan dampak yang negatif jika kita tidak bisa mengendalikannya. Di dalam Yakobus 1:20 pun dikatakan bahwa amarah manusia itu tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
(Yakobus 1:19-20) Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.

Lalu bagaimana jika sudah terlanjur marah?
Kemarahan adalah emosi yang wajar dialami manusia. Dalam situasi tertentu pasti kita dapat marah. Tetapi jika kita sudah terlanjur marah, kendalikan diri kita agar kita tidak melakukan perbuatan dosa.
Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. (Mazmur 4:5)
Jika kita sedang marah dengan seseorang, janganlah pula kita mempunyai dendam dengan orang itu. Jangan sampai ada akar kepahitan. Jika marah pada hari ini, cukuplah untuk hari ini.
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu (Efesus 4:26)

Jadi sebenarnya marah itu tidak berdosa, tetapi perbuatan yang diakibatan dari kemarahan tersebut yang dapat menimbulkan dosa. Maka marahlah tapi jangan berbuat dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar