Berbicara tentang
sesuatu yang relatif berarti berbicara tentang sesuatu yang tidak tetap,
sesuatu yang dapat berubah, dan sesuatu yang bisa dipandang dengan perspektif
yang berbeda. Benar-salah dapat dikatakan relatif karena sesuatu yang dianggap
benar atau salah tergantung dari bagaimana perspektifnya.
Bagaimana
contoh nyata bahwa benar-salah itu relatif?
Sebenarnya ada
banyak contoh nyata yang menunjukan bahwa sesuatu yang benar ataupun salah itu
relatif. Apakah anda tahu apa yang menjadi enyebab konflik di seluruh dunia? Ya
penyebabnya adalah tentang “kebenaran”. Perang dunia 1 dan 2 terjadi karena
masing-masing dari mereka membela apa yang benar menurut mereka. Konflik-konflik
sosial ataupun keagamaan terjadi juga karena masing-masing dari mereka membela
apa yang benar bagi mereka. Bahkan mungkin jika kita berdebat dengan orang
lain, kita akan merasa benar dan lawan debat kita pun akan merasa benar.
Tetapi sebenarnya apa yang kita anggap benar
itu belum tentu benar pula bagi orang lain. Hitler yang merupakan pemimpin Nazi
merasa dirinya paling benar, tetapi dunia menganggap sebaliknya. Hitler merasa
rasnya lah yang paling hebat di dunia tetapi nyatanya banyak orang yang menentangnya
hingga akhirnya dia lengser. Tokoh-tokoh dunia seperti Nelson Mandela pun juga
walaupun sudah melakukan sesuatu yang benar tetapi mereka malah dianggap salah
dan dipenjarakan bahkan banyak yang dibunuh. Bahkan Tuhan Yesus pun walaupun
Dia telah memberitakan kebenaran yang sesungguhnya tetapi banyak yang
menganggap Dia bersalah dan malah Dia disalibkan oleh kaumnya sendiri.
Kita harus
menyadari bahwa sesuatu yang dianggap benar itu tidaklah selamanya bisa dianggap
benar. Dulu dunia meyakini bumi adalah
pusat dari tata surya. Dulu. Itu benar. Hingga Copernicus menguatkan teori
Galileo Galilei. Dulu orang beranggapan tidaklah mungkin manusia bisa terbang
hingga akhirnya ditemukannya pesawat. Dahulu adalah sesuatu yang tidak mungkin
jika kita bisa berbicara dengan orang lain secara langsung dari jarak jauh
hingga ditemukannya telepon yang mengubah dunia.
Baik-Jahat itu Absolut
Kadang memang kita
terlalu sibuk berdebat untuk menentukan sesutu yang benar hingga lupa berbuat
kebaikan. Padahal kebenaran itu bersifat relatif bagaimana cara kita
memandangnya. Tetapi yang mutlak/absolut adalah kebaikan. Ya, sesuatu yang baik
dan jahat itu adalah sesuatu yang sudah pasti. Misalnya seperti membunuh. Kita tau
membunuh itu perbuatan jahat dan tidak bisa dibilang baik. Tetapi membunuh bisa
dibilang salah karena perbuatan jahat, bisa juga dibilang benar jika dalam
kondisi tertentu misalnya saat berperang. Jika saat berperang tidak membunuh
musuh, ada kemungkinan kitalah yang akan dibunuh oleh musuh.
Seharusnya sejak jatuh dalam dosa, manusia itu
sudah bisa membedakan mana yg BAIK dan yg JAHAT. Pada saat itu Tuhan telah
membuat taman Eden untuk tempat tinggal manusia. Di dalamnya terdapat segala
kebutuhan manusia. Saat itu Tuhan hanya memberikan sebuah perintah kepada
manusia yaitu tidak boleh memakan buah dari pohon Pengetahuan yang Baik dan
Jahat. Tetapi apa yang terjadi? Manusia tidak menaatinya dan memberontak kepada
Allah sehingga mereka jatuh kedalam dosa. Maka akhirnya manusia diusir dari
taman Eden dan tidak diperbolehkan kembali lagi.
Jadi sebenarnya
sejak jatuh ke dalam dosa, manusia sudah bisa membedakan yang baik dan jahat
sama seperti Allah. Tetapi yang jadi pertanyaan adalah walaupun sudah bisa
membedakan yang baik dan jahat, kenapa manusia masih berbuat kejahatan dalam
hidupnya??
1. Manusia
sudah mati karena dosa
Lalu
TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman
ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang
baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau
memakannya, pastilah engkau mati. (Kejadian 2:16-17)
Mati disini bukan
berarti mereka meninggal dunia, tetapi adalah putusnya hubungan dengan Allah.
Allah sudah memperingatkan mereka untuk tidak memakan buah tersebut tetapi
mereka melanggarnya sehingga mereka mati. Sebelumnya manusia bisa dengan bebas
bertemu Allah, berkomunikasi dan berinteraksi, tetapi setelah jatuh kedalam
dosa ada jurang yang memisahkan itu semua sehingga manusia sudah putus hubungan
dengan Allah. Manusia tidak lagi bisa melihat Allah serta kebenarannya. Manusia
tidak memiliki lagi keselarasan pandangan dengan Allah. Itulah sebabnya manusia
masih saja berbuat kejahatan dan tidak menyadarinya karena mereka menganggap
apa yang dikakukannya itu benar bagi mereka, tetapi tidak bagi Allah.
2. Manusia
terikat oleh kutuk dosa
16
Firman-Nya kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan
Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun
engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu." 17 Lalu
firman-Nya kepada manusia itu: "Karena engkau mendengarkan perkataan
isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan
makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah
engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: 18 semak duri dan rumput duri yang akan
dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; 19 dengan berpeluh engkau akan mencari
makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau
diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu."
(Kejadian 3:16-19)
Manusia tidak dapat
melihat kebenaran yang sesungguhnya karena mereka masih terikat dengan dosa.
Allah mengutuk manusia itu sehingga ia harus bersusah payah dalam hidup. Padahal
sebelumnya di taman Eden mereka bisa saja hidup enak tanpa harus bersusah payah
tetapi saat putus hubungan dengan Allah, mereka tidak dapat menikmati itu
semua. Oleh karena mereka sudah terikat dengan dosa, iblis dengan sangat
leluasa bisa menyesatkan manusia. Iblis membuat manusia yang walaupun sudah
bisa membedakan yang baik dan jahat menjadi tidak memahami kebaikan itu
sendiri. Iblis memutarbalikan pandangan manusia sehingga manusia kesulitan
untuk berbuat baik. Iblis membuat manusia tidak menyadari bahwa telah melakukan
kejahatan. Itu semua karena keterikatan manusia dengan kutuk dosa itu dan tidak
adanya lagi hubungan dengan Allah.
3. Manusia
tidak memiliki hikmat
Walaupun telah
mengetahui mana yang baik dan jahat, manusia tidak mempunyai hikmat sehingga mereka
terkecoh oleh iblis. Hikmat itu sendiri adalah pengetahuan yang berasal dari
Allah. Suatu kepandaian ataupun kebijaksanaan yang seharusnya dimiliki manusia
sebagai makhluk yang serupa dengan Allah tetapi mereka tidak memilikinya lagi. Seharusnya
andaikan mereka masih tinggal di taman Eden, pasti mereka bisa memiliki hikmat dan
bisa makan buah dari Pohon Kehidupan (Kejadian 3:22-24)
dimana orang yang memakannya akan hidup selama-lamanya. Tetapi sayangnya
manusia diusir dari taman Eden dan tidak diperbolehkan lagi makan buah dari
pohon kehidupan itu. Jika saat ini
manusia memiliki hikmat yang dari Tuhan, maka manusia akan bisa mendapatkan
pohon kehidupan itu serta kehidupan kekal selama-lamanya. Lalu bagaimana cara mendapat
hikmat itu? Ya sudah jelas kita harus hidup dekat dengan Tuhan. Jika kita mau
menjalin hubungan baik dengan Tuhan, maka Tuhan akan memberikan hikmat kepada
kita sehingga kita dapat hidup benar, tau mana yang baik dan jahat, serta hidup
sesuai kehendak Allah.
12
Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah
kepada anak yang disayangi. 13 Berbahagialah orang yang mendapat hikmat, orang
yang memperoleh kepandaian, (Amsal 3:12-13)
Kita bisa memulainya dengan takut
akan Tuhan karena permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan.
Permulaan
hikmat adalah takut akan TUHAN, dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian.
(Amsal 9:10)
Jadi, sebenernya
sejak jatuh dalam dosa, manusia itu sudah bisa membedakan mana yg BAIK dan yg
JAHAT, tetapi mereka terlalu sibuk untuk mencari dan saling beredebat dalam
menentukan mana yg BENAR dan yg SALAH, sehingga mereka melupakan PERBUATAN BAIK
dan justru malah melakukan banyak KEJAHATAN. Kita diberi hak
istimewa untuk membawa kemuliaan bagi Tuhan. Kiranya orang lain melihat terang
Tuhan bercahaya melalui diri kita dan terpikat oleh kebaikanNya. Karena terang
sekecil apapun tetap akan bersinar di malam yang paling gelap sekalipun.
Terima kasih atas renungan indahnya. Tuhan Yesus memberkati
BalasHapus