Sabtu, 08 Februari 2014

Hidup Melawan Arus


Lihatlah gambar di atas sebuah sungai yang sangat besar dengan arusnya yang sangat kuat. Kira-kira jika anda berada di tengah-tengah aliran airnya, apakah anda bisa bertahan dan melawan arus??

Kadang kita sering mendengar orang bilang “Hidup itu seperti air yang mengalir, ikuti saja arus airnya”. Memang kehidupan itu dapat diibaratkan seperti sungai yang mengalir. Sungai memiliki arus yang mengalir dari hulu ke hilir. Arus sungai tidak pernah berhenti mengalir. Dia akan selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang paling rendah. Begitu juga dengan hidup kita. Jika kita hanya mengikuti arus, kita akan sama seperti air yang mengalir itu. Akan berakhir ke tempat yang paling rendah. Jika di dunia kita hanya mengikuti arus, ada orang berbuat jahat ikutan berbuat jahat, ada teman suka mencuri ikutan mencuri, dll maka kita akan berada di tempat paling rendah dihadapan Allah.

Pernahkah kita mencoba untuk hidup melawan arus?
Pernahkah kita mencoba untuk tidak hanya sekedar ikut-ikutan?
Pernahkah kita mencaba untuk berani dianggap salah untuk melakukan kebaikan?
Banyak orang di dunia ini yang salah jalan tapi merasa tenang karena banyak teman yang sama-sama salah.
Pernahkah kita mencoba untuk melakukan yang benar walau hanya sendirian?

Disini kita harus mencoba untuk hidup melawan arus. Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana caranya kita bisa hidup melawan arus padahal arus duniawi sekarang ini semakin kuat. Caranya adalah dengan meneladani kehidupan Tuhan Yesus. Ya Tuhan Yesus selama hidup di dunia hidupnya terlihat berlawanan dari apa yang diharapkan manusia. Dia itu Raja Yang Mulia, tapi Dia lahir di kandang domba sebagai bayi manusia yang lemah. Dia adalah Allah yang menjadi manusia, tetapi Dia dituduh telah menghujat Allah. Dia adalah satu-satunya manusia yang tidak berdosa, tetapi Dia disalibkan layaknya seorang penjahat besar. Tetapi walau hidupnya seperti itu, itulah kehendak Allah (Yohanes 6:38).

Sebagai pengikut Kristus, sikap dan perilaku kita sudah seharusnya meneladani Yesus. Walaupun terlihat seperti “melawan arus”, seperti memberkati musuh (Roma 12:14), mementingkan kesalehan daripada kekayaan (1Timotius 6:6-9), bersukacita dalam pencobaan (Yakobus 1:2), dll yang seakan bertentangan dengan nilai-nilai duniawi, tetapi itulah yang dikehendaki Tuhan. Tuhan Yesus pernah berkata dalam

(Matius 16:25) “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya: tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya”


Jadi kita tidak perlu takut dan khawatir dalam menjalani hidup ini walaupun terkadang kita harus melawan arus. Jangan takut untuk melawan arus kehidupan duniawi yang salah. Beranilah untuk menjadi benar walau sendirian. Tetapi kita tidak pernah sepenuhnya sendirian, karena ada Tuhan Yesus yang selalu menyertai kehidupan kita. Mengenakan sikap dan perilaku Yesus Kristus akan menunjukan kehadiran-Nya dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar