Lihatlah gambar di atas
sebuah sungai yang sangat besar dengan arusnya yang sangat kuat. Kira-kira jika
anda berada di tengah-tengah aliran airnya, apakah anda bisa bertahan dan
melawan arus??
Kadang
kita sering mendengar orang bilang “Hidup itu seperti air yang mengalir, ikuti
saja arus airnya”. Memang kehidupan itu dapat diibaratkan seperti sungai yang
mengalir. Sungai memiliki arus yang mengalir dari hulu ke hilir. Arus sungai tidak
pernah berhenti mengalir. Dia akan selalu mengalir dari tempat yang tinggi ke
tempat yang paling rendah. Begitu juga dengan hidup kita. Jika kita hanya
mengikuti arus, kita akan sama seperti air yang mengalir itu. Akan berakhir ke
tempat yang paling rendah. Jika di dunia kita hanya mengikuti arus, ada orang
berbuat jahat ikutan berbuat jahat, ada teman suka mencuri ikutan mencuri, dll
maka kita akan berada di tempat paling rendah dihadapan Allah.
Pernahkah kita mencoba
untuk hidup melawan arus?
Pernahkah kita mencoba
untuk tidak hanya sekedar ikut-ikutan?
Pernahkah kita mencaba
untuk berani dianggap salah untuk melakukan kebaikan?
Banyak orang di dunia
ini yang salah jalan tapi merasa tenang karena banyak teman yang sama-sama
salah.
Pernahkah kita mencoba
untuk melakukan yang benar walau hanya sendirian?
Disini
kita harus mencoba untuk hidup melawan arus. Yang jadi pertanyaan adalah
bagaimana caranya kita bisa hidup melawan arus padahal arus duniawi sekarang
ini semakin kuat. Caranya adalah dengan meneladani kehidupan Tuhan Yesus. Ya Tuhan
Yesus selama hidup di dunia hidupnya terlihat berlawanan dari apa yang
diharapkan manusia. Dia itu Raja Yang Mulia, tapi Dia lahir di kandang domba sebagai
bayi manusia yang lemah. Dia adalah Allah yang menjadi manusia, tetapi Dia
dituduh telah menghujat Allah. Dia adalah satu-satunya manusia yang tidak
berdosa, tetapi Dia disalibkan layaknya seorang penjahat besar. Tetapi walau
hidupnya seperti itu, itulah kehendak Allah (Yohanes
6:38).
Sebagai
pengikut Kristus, sikap dan perilaku kita sudah seharusnya meneladani Yesus. Walaupun
terlihat seperti “melawan arus”, seperti memberkati musuh (Roma 12:14), mementingkan kesalehan daripada kekayaan (1Timotius 6:6-9), bersukacita dalam
pencobaan (Yakobus 1:2), dll yang
seakan bertentangan dengan nilai-nilai duniawi, tetapi itulah yang dikehendaki
Tuhan. Tuhan Yesus pernah berkata dalam
(Matius
16:25) “Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya: tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya”
Jadi
kita tidak perlu takut dan khawatir dalam menjalani hidup ini walaupun
terkadang kita harus melawan arus. Jangan takut untuk melawan arus kehidupan
duniawi yang salah. Beranilah untuk menjadi benar walau sendirian. Tetapi kita
tidak pernah sepenuhnya sendirian, karena ada Tuhan Yesus yang selalu menyertai
kehidupan kita. Mengenakan sikap dan perilaku Yesus Kristus akan menunjukan
kehadiran-Nya dalam hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar