Di dalam Alkitab tidak ditemukan
tentang “pacaran”. Jika tidak percaya, coba saja baca keseluruhan Alkitab dari
Kitab Kejadian sampai Wahyu Meskipun demikian di dalam Alkitab terdapat
prinsip-prinsip tentang persiapan menuju pernikahan. Ya walaupun di dalam Alkitab tidak dijelaskan
tentang pacaran tetapi Alkitab memiliki pandangan lain.
Menurut pandangan dunia mungkin pacaran
adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan oleh kaum muda atau remaja. Ya memang
tidaklah terlalu buruk sebenarnya jika tidak terlewat batas. Tapi cobalah lihat
anak-anak sekarang. Gaya berpacaran anak-anak sekarang semakin memprihatinkan. Banyak
yang terjerumus kepada hal-hal yang salah dan tidak diperbolehkan. Bahkan banyak
anak-anak kecil atau anak-sekolah pun sudah berpacaran dan seolah-olah mereka
mengerti tentang pacaran.
Dalam Alkitab tidak dikenal tentang
pacaran, tetapi yang ada adalah persiapan menuju pernikahan. Jadi jika ada
anak-anak kecil atau anak-anak remaja yang seharusnya belum cukup umur untuk
menikah tetapi mereka sudah berpacaran, apakah mereka sudah siap menikah. Tentunya
pasti belum siap.
Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebelum memasuki jenjang pernikahan.
1.
Mau melepaskan diri dari kecemaran dunia
atau tidak?
Hal yang pertama adalah kita harus
melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia. Kita perlu memisahkan diri dari
pandangan dunia mengenai pacaran karena cara Tuhan berbeda dengan cara dunia. Jangan
sampai kita terjerat lagi oleh pandangan dan kecemaran dunia karena itu akan
membuat keadaan kita lebih buruk dari sebelumnya.
Sebab jika mereka,
oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah
melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di
dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula. (2Petrus 2:20)
2.
Sudah lahir baru atau belum?
Menurut pandangan dunia juga mungkin jika
kita selalu mempunyai pacar adalah hal yang hebat. Bahwa kita istilahnya
dianggap “laku” dan jika tidak punya pacar dianggap “tidak laku”. Tetapi ini
bukan tentang masalah laku ataupun tidak lakunya. Kita tahu bahwa suatu barang
yang gampang laku adalah barang “murahan”. Ya karena murah dan banyak orang
dapat memilikinya. Tetapi pandangan Tuhan tidak seperti itu. Bagi Tuhan kita
itu adalah hal yang paling berharga dimata-Nya. Oleh karena itu bersikaplah
seperti sesuatu yang berharga. Sebelum memasuki hubungan pacaran, kita perlu
menemukan orang seperti apa yang kita inginkan. Kita perlu mengetahui apakah
orang yang bersangkutan sudah lahir baru kembali atau belum.
Yesus menjawab,
kata-Nya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak
dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah." (Yohanes
3:3-8)
3.
Memiliki visi yang sama atau tidak?
Hal berikutnya yang perlu diperhatikan
adalah adalah apakah calon pacar kita ini memiliki keinginan yang sama untuk
menjadi serupa dengan Kristus atau tidak. Karena percuma jika menjalin hubungan
yang tidak memiliki visi yang sama.
Hendaklah kamu dalam
hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus
Yesus, (Filipi 2:5)
Mengapa hal ini penting dalam mencari pasangan hidup?
1.
Pasangan yang tidak seimbang
tidak dianjurkan
Orang Kristen perlu berhati-hati jangan
sampai menikahi orang yang belum percaya. Sebab persamaan apa yang bisa
didapatkan? Bisakah terang bersatu dengan gelap? Hal ini malah bisa melemahkan
hubungan kita dengan Kristus dan menurunkan standar dan moral kita. Ingatlah kita
ini berharga di hadapan Allah dan kita pantas mendapattkan pasangan yang
berharga pula dihadapan-Nya.
Janganlah kamu
merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya.
Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau
bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat
antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan
orang-orang tak percaya? (2 Korintus 6:14-15)
2.
Harus mengasihi Tuhan lebih dari
segalanya
Ketika seseorang masuk dalam
hubungan yang serius dengan orang lain, penting untuk mengingat untuk mengasihi
Tuhan lebih dari segalanya.
Barangsiapa
mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan
barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia
tidak layak bagi-Ku. (Matius 10:37)
Karena jika
kita mengatakan atau
menganggap bahwa orang lain atau calon pasangan kita itu adalah “segalanya”
bagi kita atau yang paling penting dalam hidup kita adalah seperti penyembahan
berhala dan itu merupakan dosa. Hal itu juga tertulis di Galatia 5:20 dan Kolose
3:5.
3.
Menjauhkan tubuh dari kenajisan
Atau tidak tahukah
kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang
berzinah, banci, orang pemburit, (1 Korintus 6:9)
Makanan adalah
untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan
Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan
untuk tubuh. (1Korintus 6:13)
Jangan sampai kita menajiskan
tubuh kita dengan melakukan hubungan seks pra-nikah. Karena Tubuh kita ini
untuk Tuhan. Bukankah Tuhan telah memerintahkan kita untuk mempersembahkan
seluruh tubuh kita kepada-Nya. Carilah pasangan hidup yang memiliki visi yang
sama dengan kita untuk memuliakan Tuhan dan bukan hanya karena nafsu belaka.
Sebab itu jauhilah
nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama
dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni. (2 Timotius
2:22).
Hal itu karena percabulan bukan
saja dosa melawan Tuhan namun juga terhadap diri sendiri.
Jauhkanlah dirimu
dari percabulan! Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar
dirinya. Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap dirinya
sendiri. (1 Korintus 6:18).
Adalah penting untuk mengasihi dan
menghormati orang lain sebagaimana Anda mengasihi diri sendiri (Roma12:9-10) dan hal ini berlaku pula untuk pacaran
dan pernikahan.
Mengikuti prinsip-prinsip ini adalah cara terbaik untuk memiliki dasar yang
kokoh dalam pernikahan. Ini adalah salah satu keputusan yang paling penting
yang Anda ambil karena ketika dua orang mau menikah. Hal ini karena mereka akan
menjadi satu daging dan tidak dapat dipisahkan lagi.
Sebab itu seorang
laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya menjadi satu daging. (Kejadian 2:24)
Dan firman-Nya: Sebab
itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya,
sehingga keduanya itu menjadi satu daging. ( Matius 19:5).
Terima kasih atau pencerahannya, sangat berguna bagi kami selaku orang tua untuk mendidik anak anak kami 🙏
BalasHapus